MENCUKUR ITU HOBI YANG BERUANG
![]() |
Tukang cukur yang sedang mencukur pelanggannya |
Cuaca
sore menuju petang begitu indah. Suara mesin cukur terdengar begitu nyaring.
Beberapa orang antri ingin merapikan rambut agar terlihat lebih menarik dan
rapi. Pencukur menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencukur rambut.
“Alat-alat yang saya gunakan untuk mencukur ada sisir, bergas, pisau/silet,
kuas, gunting, air, cermin, bedak, sabun, kain untuk pelanggan, dan juga
kursi”, tungkas Kadek Arsana pencukur rambut di desa Jineng Dalem. Terlihat
pelanggan meminta pencukur itu untuk memotong rambutnya dibagian pinggir saja.
“Biasanya pelanggan meminta model mohak, klem, jepang, biasa, polisi, dan juga
sesuai seleranya mereka”, tungkasnya kembali sambil mencukur rambut
pelanggannya.
Matahari
telah menenggelamkan dirinya. Bulan mulai muncul yang menandakan hari sudah
malam. Namun pencukur itu masih aktif mencukur pelanggan dengan gunting dan
bergas ditangannya. “Saya sangat hobi mencukur, selain sebagai sambilan,
pekerjaan ini juga menghasilkan uang”, tegas pencukur paruh baya tersebut.
“Biasanya pelanggan yang datang sekitar 10 orang perharinya, kalau masalah lama
mencukur, saya paling lama mencukur 15 menit, tergantung juga dari permintaan
pelanggan”, tungkasnya kembali sambil memberikan bedak pada pelanggan.
Pencukur
itu begitu fasih dalam hal mencukur. Pelanggan terlihat merasa puas atas
cukurannya. “Saya tidak pernah ikut pelatihan mencukur, saya bisa sendiri dan
biasanya saya melihat cara orang mencukur rambut dengan baik”, tegas Kadek
Arsana kembali. “Saya sudah senang mencukur rambut sejak saya SMA yaitu sekitar
tahun 1991, namun saat itu saya masih di panggil dari satu tempat ke tempat
lain”, tungkasnya kembali dengan peluh yang menetes di pipinya.
Tempat
yang tidak begitu luas dimanfaatkan oleh pencukur tersebut. Tempat yang
disediakan bersih dan nyaman. “Saat ini tempat saya mencukur ini sudah milik
sendiri, dahulu baru kontrak tempat”, tungkasnya kembali. Waktu begitu cepat
berlalu. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.00 Wita. Namun pelanggan masih
ada yang antri. “Jam buka saya yaitu dari jam 15.00-21.00 Wita, karena paginya
saya kerja di sekolah” tungkasnya sambil memperhatikan rambut pelanggannya.
“Limbah sisa cukuran itu saya buang ke TPA, karena sudah tidak berfungsi lagi”,
Tegasnya kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar