JINENG MAS BERDUKA
Ratusan
kendaraan memadati sepanjang jalan Desa Jinengdalem. Pada loket masuk sudah
menunggu dua orang pemuda yang siap menjual tiket masuk lapangan. Ratusan orang
berbondong-bondong untuk menyaksikan keseruan Jinengdalem Cup 1. Pada babak ini
akan diperebutkan oleh empat tim menuju final. Pada partai pertama tim Tajun vs
VAG Gobleg, dan di partai kedua akan berhadapan tuan rumah Jineng Mas dengan
Formula Munduk Bestala. Lapangan yang terbelah menjadi dua bagian dihiasi
dengan pancaran sinar lampu yang terang. Hamparan tempat duduk disekeliling
lapangan dipenuhi oleh pendukung tim. Para pedagang pun siap menjajakan makanan dan minuman yang dijualnya.
Kedua
wasit siap menjadi saksi dalam pertandingan ini. Tuan rumah diperkuat oleh
Bagong, pemain Proliga Jakarta Sananta. Sedangkan Formula diperkuat oleh Gus
Bule, pemain yang sudah tidak asing lagi bagi para pencinta bola voly. Puluhan
penonton mengibas-ngibaskan uangnya untuk mengajak beradu persepsi kemenangan
kedua tim. “Saya percaya pasti tim
Jineng Mas menang, karena ada Bagong disana” ujar Putu Widiarma salah satu
penonton asli penduduk setempat. “Bagong adalah pemain paling bagus di
Kabupaten Buleleng, dimana ada dia, pasti menang”, ujarnya kembali dengan penuh
semangat dan bangga.
Keseruan
pertandingan di partai kedua membuat keadaan menjadi tegang. Pada babak pertama
dimenangkan oleh tuan rumah, dan di babak kedua dimenangkan oleh Formula.
Ditengah keseruan pertandingan, wasit satu meniupkan pluit dan menyatakan
kesalahan pada tuan rumah, dan poin berpindah kepada lawan. Pemain tuan rumah
protes dan keadaan menjadi tambah ricuh. Pertandingan sempat terhenti beberapa
menit dan kedua kapten dipanggil oleh wasit. Salah satu penonton melemparkan
sebotol air mineral kepada wasit karena marah.
Pertandingan
bertambah seru ketika skor imbang 2-2. Pada babak kelima adalah babak penentuan
siapa yang berhak memperebutkan juara 1 dan 2. Pada babak ini hanya mencari 15
point menuju kemenangan. Sorak riuh penonton menambah ketegangan pertandingan
ini. Satu bola itu menjadi penentu kemenangan salah satu tim. Bola pendek yang
dilayankan oleh pengumpan tidak berhasil dimanfatkan oleh spiker Jineng Mas,
hingga Jineng Mas jauh tertinggal. Pada babak ini akhirnya kemenangan berujung
manis pada Formula. “Bagaimana saya bisa smesh bola, umpanan yang diberikan
terlalu rendah, saya juga jarang dikasi kesempatan untuk smash bola” ujar
Bagong dengan nada yang marah dan kecewa. Jineng Mas akhirnya harus menundukkan
kepala karena kekalahan yang sangat disayangkan. “Passing tim kita juga jelek,
jadi susah untuk memberikan umpanan yang enak”, ujar Candra toser muda Jineng Mas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar